Karier sebagai pelatih sebagai satu kehormatan. Di Indonesia, pelatih biasanya mempunyai dua mekanisme usaha, PNS dan non-PNS. Berlainan dengan guru PNS, upah guru non-PNS dihitung berdasar jam pelajaran.
Merilis dari beragam sumber, upah pelatih non-PNS diambil dari SPP /jam atau credit dari sisi upah dasar. Disamping itu, pelatih akan terima kehormatan dari pengadilan, jadi pelatih penguji, mengganti ujian, dan jadi pelatih wali. Elemen honor ini ditetapkan berdasar peraturan masing-masing universitas.
Banyaknya bervariatif menurut universitas dan daerah yang diajar oleh guru non-PNS. Guru non-PNS yang mengajarkan di universitas kecil di kabupaten itu dibayar berlainan dengan guru di universitas swasta terkenal di Jakarta. Bila nilai diambil, panduan dapat kantongi mulai Rp dua juta sampai Rp 10 juta /bulan, bergantung lokasi dan universitas.
Tetapi, pelatih non-PNS berkesempatan memperoleh sokongan tugas, seperti ditata dalam Ketentuan Presiden Nomor 56 Tahun 2007. Ketentuan ini menerangkan guru besar dengan status guru besar, yaitu besarnya sokongan Rp. 1.350.000, Ketua Rektor Rp. 900.000, Dosen Rp. 700.000. , dan Pendamping Pakar Rp375.000.
Kebalikannya, bila pendidiknya ialah seorang karyawan negeri sipil, secara umum dia akan dibayar seperti karyawan negeri sipil. Di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tenaga pendidik sama dengan karyawan negeri sipil (PNS) yang lain. Upah dihitung berdasar pangkat dan kelompok PNS sama sesuai Ketentuan Pemerintahan (PP) Nomor 15 Tahun 2019.
Upah pendidik yang diambil dari situs General Manajer Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan (Kemendikubud) didasari pada kelas III sampai IV.
Upah PNS atau guru negeri yang bekerja 0 sampai satu tahun di Tingkat III sekitar di antara Rp 2.688.500 sampai Rp 4.797.000 /bulan. Dan upah guru kelas IV yang mempunyai periode kerja sekitaran lima tahun dimulai dari Rp. 3.044.300 rupiah 5.901.200. Tenaga pendidik yang baru diterima jadi PNS automatis masuk ke kelompok upah IIIb. Detilnya berada di sini.
